Sabtu, 06 Juni 2009

Senja

Senja





Sore itu, senja seperti biasanya. Aku harus berjalan tiga kilo meter dari tempatku bekerja menuju ke rumah. Untuk pulang setelah menghabiskan waktu seharian, berkutat dengan pekerjaan. Senja itu yang menemani perjalananku menyusuri pematang sawah. Indah, sawah tersepuh menjadi emas yang sangat indah. Aku yakin sang maestro yang menciptakan hal ini merupakan Maha Pencipta yang benar-benar Maha Kuasa yang tidak bisa di pungkiri lagi kekuasaanNya.

Jika kita melihat tentang senja, dimana matahari akan berwarna kuning ke emasan, sinarnya menyepuh mega menjadi seumpama gumpalan kapas emas yang mengejawantahkan semua keagungan, indah nian kawan. Senja menjadi parodi warna yang agung. Perpaduan antara keagungan dan keindahan. bentuk dari permainan estetika warna.
Senja adalah dimana saat kita harus kembali, kembali kepada asal kita dan kembali kepada fitrah kita sebagai manusia. Burung pun akan kembali kesarang mereka manakala senja sudah mulai menggantung jingga, Senja mengajak kita untuk berinstropeksi dengan jejak masa lalu kita. Betapa besar kesalahan yang sudah kita ciptakan untuk membangun masa depan kita. Sudah berapa jauh kita menghitung jarak umur yang sudah terpengal?, tidak kawan! senja akan meghantarkan kita melewati gerbong masalalu yang kadang menghantu. Senja akan menjadi parodi kehidupan kita manakala kita harus kembali. Mari kita berpikir lagi untuk kesekian kali apa saja yang sudah kita lewatkan untuk setiap detik yang sudah berputar. Kita tidak akan bisa memutar kembali jarum jam kita Kawan. Tapi masa lalua dalah suar untuk fajar kita besok.

Senja adalah gambaran untuk kita melihat masa lalu kita yang tidak pernah usang. Berapa besar usaha kita untuk bisa melupakan masalalu yang buruk dan senja-sekali lagi akan menjadi tokoh uatama yang selalu berperan mengingatkan kita agar tidak membuang masa lalu. Warna jingga senja yang menyepuh setiap mayapada menjadi kuning keemasan adalah blitz yang mempotret kehidupan kita.

Sore itu aku masih berjalan tiga kilo meter untuk sampai kerumah. Senja semakin pekat, langit malam siap untuk menelannya. dan esok senja akan menjadi parodi warna yang sama. Senja selalu akan mengajak kita untuk kembali..., kembali kepada fitrah kita sebagai manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar